Persimpangan Transformasi BUMN: Danantara di Ambang Revolusi

Luhutpos.com Selamat membaca semoga bermanfaat. Disini mari kita bahas tren News yang sedang diminati. Analisis Mendalam Mengenai News Persimpangan Transformasi BUMN Danantara di Ambang Revolusi Ayok lanjutkan membaca untuk informasi menyeluruh.
Transformasi BUMN: Danantara, Katalisator atau Eksperimen Gagal?
Riset terbaru Bennedsen & Curtis (2023) mengungkap bahwa kesuksesan Temasek Holdings, model bagi Danantara, tidak hanya bergantung pada struktur atau kapitalisasi aset. Temasek menerapkan triple lockdown governance yang konsisten, memberikan dampak positif pada perusahaan yang didanainya.
Namun, peluncuran Danantara sebagai Temasek ala Indonesia perlu diuji dengan fakta empiris kegagalan pemerintah dalam merestrukturisasi BUMN melalui konsolidasi holding. Eksistensi Temasek sebagai pemegang saham dominan di perusahaan besar seperti Schneider Electric dan AS Watson menunjukkan transisi signifikan dalam alokasi modal dan akuntabilitas pengelolaan.
Danantara menghadapi dua kemungkinan: menjadi katalisator perubahan atau menambah daftar eksperimen BUMN yang gagal. Kegalauan dalam menentukan tujuan kelembagaan menjadi alasan mandeknya peluncuran Danantara.
Pemerintah perlu memastikan independensi Danantara dari Kementerian BUMN dan Investasi. Danantara digadang-gadang sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi melalui pengelolaan profesional aset BUMN potensial di bawah Indonesia Investment Authority (INA).
Strategi Danantara meliputi independensi kepengurusan, mekanisme pelaporan yang bertanggung jawab, dan isolasi kepentingan elite dan politik. Dalam hal kepengurusan, intervensi politik dan kepentingan masih membayangi pengangkatan komisaris dan direksi BUMN Indonesia.
Akuntabilitas Danantara juga perlu diperkuat melalui transparansi, sistem pelaporan, dan business plan yang memenuhi standar global seperti SDGs dan ESG. IHPS BPK 2023 menunjukkan lebih dari 50% BUMN masih resisten dalam mempertanggungjawabkan aktivitas korporasi.
Pemilihan Muliaman Darmansyah Hadad dan Kaharuddin Djenod sebagai ujung tombak Danantara tepat sasaran, mengingat rekam jejak mereka dalam perencanaan strategis dan transformasi institusi. Pemerintah optimistis Danantara akan menjadi SWF terbesar ke-4 di dunia dengan target kapitalisasi aset Rp 15.000 triliun.
Namun, optimisme ini harus dibarengi dengan komitmen implementasi corporate governance yang serius. Danantara berpotensi menjadi tipping point dalam lanskap BUMN Indonesia, jika sasarannya adalah transformasi total.
Demikianlah persimpangan transformasi bumn danantara di ambang revolusi sudah saya jabarkan secara detail dalam news Selamat menjelajahi dunia pengetahuan lebih jauh tetap semangat belajar dan jaga kebugaran fisik. Mari sebar kebaikan ini kepada semua. jangan lupa cek artikel lain di bawah ini.
✦ Tanya AI